Karakter Arthur Fleck Dalam Kritik Sosial Film Joker (2019)
DOI:
https://doi.org/10.37826/digicom.v3i1.417Kata Kunci:
Film Joker, Semiotika John Fiske, Kritik Sosial HabermasAbstrak
Untuk karakter Fleck Arthur pada film tematik yang berjudul Joker di tahun 2019, mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah kritik sosial (dalam kaitannya dengan tindakan, taktik, dan rancangan) konsep komunikasi Lebenswelt) bertumpu bagaimana kenyataan, penggambaran dan ajaran telah terkikis. . diperankan oleh sosok Flake pada film Joker tahun 2019. Studi ini digunakan metode penelitian kualitatif, model konstruktivisme. Dalam penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yaitu merekam langsung adegan-adegan dari film tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis adegan demi adegan peran karakter Arthur Fleck dalam film Joker, yang bisa dikategorikan menurut gagasan kritik sosial Habermas, yaitu pemikiran tindakan komunikatif, aksi pertempuran Strategi dan ide dari Lebenswelt yaitu kehidupan dunia. Klasifikasi tersebut dibutuhkan proses pemahaman model semiotika dari John Fiske, kajian pada level realis, representasional, dan ideologis. Luaran untuk penelitian ini adalah legitimasi tanggapan kausal dari tindakan komunikatif Joker yaitu skeptisisme, radikal, anarki sampai sinis. Upaya strategis Arthur memicu perlawanan dan kegaduhan; dan komponen Lebenswelt Arthur Flack dihilangkan, menciptakan hierarki yang unggul.
Referensi
Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Askurifai, Baskin. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Penerbit Kanisius.
Beilharz, P. (2003). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DEPDIKBUD. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Effendy, O. U. (2006). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja.
Fiske, J. (2004). Cultural And Comunication Studies, Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi Liberatif “Menimbang Negara hokum dan ruang public dalam teori diskursus Jurgen Habermas”. Yogyakarta: Kanisius.
Ishwara, L. (2007). Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group.
Liliweri, A. (1991). Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moleong, J. L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
O’Brien, A. J. (2006). Introducing To Information System, Salemba Empat. Jakarta.
Pratista, H. (2008). Memahami film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Siyoto, S & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi penelitian, Karanganyar: Literasi Media Publishing.
Slevin, C. (2003). Anarchism. London: Oxford University Press
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suseno, F. M. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta: Kanisius.
Vera, N. (2015). Semiotika dalam Riset komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wibowo, I. S. W. (2006). Semiotika: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi. Jakarta: FIKOM Universitas Prof. Dr. Mestopo.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.